Nama Balaraja sejak tersohor ke berbagai pelosok Nusantara. Data-data dokumen sejarah menunjukan, nama kota kecil di rute Jalur Pos Anyer Panarukan ini, telah ada sejak beberapa abad lampau. Bahkan lebih jauh, dalam tuturan lisan, nama ini sudah jauh lebih dulu muncul.
Jika memakai garis waktu, maka ada beberapa tahap, pengungakapan asal usul sejarah Balaraja. Dalam ilmu sejarah, dikenal dengan toponimi (asal usul sebuah nama daerah).
Maka toponimi Balaraja adalah sebagai berikut:
Pertama, dalam penuturan kisah-kisah legenda, dongeng, cerita rakyat, atau Riwayat turun temurun. Banyak versi dalam hal ini. Ada pihak yang menyebut nama bale raja, balad raja, atau bahkan balai raja. Benang merah dari narasi ini adalah menunjukkan Balarja pernah menjadi lokasi penting, titik tetirah, pertemuan, para raja dan pasukannya.
Kedua, dalam catatan tertulis di dokumen Belanda. Banyak artikel laporan para Gubernur Jenderal Belanda, sejarawan, dan arsip colonial, yang menyebut daerah ini. Sekitar tahun 1800-an sampai awal 1900an, kutipan tentang Balaraja bermunculan. Maklmulmah, saat itu, rute Jalan Anyer Panarukan, yang dibangun Deandles, sepanjang 1.000 Kilometer, dari Merak hingga Surabaya, sudah dibangun.
Saat itu, kota-kota kecil semacam Balaraja, bermunculan. Menjadi ramai karena rute Anyer Panarukan adalah jalur logistic, perdagangan, dan mobilitas penduduk.
Berikut, kedua, Balaraja tenar karena aksi-aksi heroic, pertempuran, perang, dan juga tragedi kemanusiaan. Buku-buku sejarah menyebut, di Balaraja dan sekitarnya, tak henti terjadi pemberontakan, dari rakyat lokal, melawan penjajahan. Nama-nama besar seperti Nyi Mas Gamparan, Ki Mas Jakaria, Tubagus Buang, dan lain-lain, beredar di Balaraja dan sekitarnya.
Ketiga, Balaraja juga menjadi lokasi tragedi paling mengerikan. Di saat awal kemerdekaan, era revolusi, terjadi pembantaian berdarah. Saat itu, ribuan manusia beretnik Tionghoa terusir. Mereka dikejar, dibantai dan dibunuh. Peristiwa kelam ini disebut dengan Gedoran Balaraja. Bahkan peristiwa itu masuk dalam berita internasional, dikutip oleh koran-koran Tiongkok China.
Keempat, di masa Orde Lama dan Orde Baru, Balaraja menjadi area lalu lintas barang, jasa dan orang, dari Sumatera ke Jakarta (dan kota-kota besar lain). Saat itu, sebelum era Tol Jakarta Merak, semua perlintasan Sumatera Jakarta, melewat Balaraja.
Kelima, Balaraja juga tenar karena menjadi tempat penting bagi sebuah buku dan novel yang pernah tenar di era Orde Lama ke Orde Baru, yakni buku berjudul Dokter Gerilya. Buku ini menceritakan perjuangan seorang tenaga medis, yang bekerja untuk aksi kemanusiaan, dan dia mondar-mandir Balaraja. Balaraja juga pernah muncul dalam adegan beberapa film nasional.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda