Komunitas Odong – Odong Tangerang Berharap Legalitas

Komunitas Odong – Odong Tangerang Berharap Legalitas

TANGERANG, TangerangNetwork.com —
Puluhan pengusaha odong-odong yang tergabung dalam beberapa komunitas di Tangerang meminta izin operasional berkendara.

Sumardi, anggota komunitas Kereta Wisata Sadulur (KWS) Balaraja menuturkan, di Kabupaten Tangerang ini memiliki banyak komunitas odong-odong. Bahkan hampir setiap kecamatan memiliki komunitas odong-odong.

Kata Sumardi, KWS Balaraja memiliki anggota sekitar 24 odong-odong. Biasanya KWS Balaraja mengambil sewa wilayah Kecamatan Balaraja, Sukamulya, Kresek dan Gunung Kaler. Ada juga komunitas Persatuan Odong-odong Cisoka (POC). Ada juga Kereta Kencana Tigaraksa serta Odong-odong Pantura.

Meski memiliki banyak komunitas, namun mereka tidak pernah mempermasalahkan trayeknya. Biasanya, ketika KWS Balaraja hendak mengambil atau membawa sewa ke wilayah Cisoka, secara etika mereka izin melintas di group komunitas.

“Sesama sopir Odong-odong dilarang saling mendahului. Untuk itu, secara etika kita izin melintas di group komunitas saja,” terang Sumardi.

Ketika ditanya berapa banyak Odong-odong di Kabupaten Tangerang? Sumardi tidak mengetahui secara persis. Karena belum ada data pasti berapa banyak jumlah Odong-odong yang beroperasi di Kabupaten Tangerang.

Namun Sumardi dan puluhan sopir Odong-odong lainnya, meminta adanya legalitas bagi kendaraan wisata ini.

“Legalitas bagi odong -odong sangat diperlukan saat berkendara di jalan. Apabila di Kabupaten Tangerang legalitas sudah ada, maka kami bisa berkendara dengan tenang,” ungkap Sumardi.

Lebih lanjut Sumardi memaparkan, seminggu sekali ia dan para sopir lainnya diminta untuk membayar uang kas. Namun ia menolak menjelaskan uang kas tersebut untuk memberi jatah bulanan oknum dishub maupun polisi.

“Uang kas tersebut untuk apa saya tidak tahu. Yang jelas setiap Minggu kita bayar kas Rp 20 ribu per odong-odong,” tegasnya. (mas)