Rona kekuasaan di Banten belum bergeser. Pemain puncak tak beranjak dari sejumlah blok. Kuku cengkraman mereka menancap di segala lini. Dari legislatif (DPR RI dan DPD RI), hingga eksekutif (pimpinan daerah). Lalu kelompok mana yang punya kekuatan besar di Banten?
Bila diurut, maka kelurga Atut Chosiyah (eks Gubernur Banten) masih menempati posisi tertinggi. Paska penangkapan oleh KPK, dominasi mereka hanya jeda sejenak. Kini telah pulih sepenuhnya. Di dinasti ini, nyaris semua pos sumber daya politik mereka pegang. Klan Atut menyebar di segala pojok. Termasuk di legislatif dan eksekutif.
Kemampuan keluarga ini juga terbilang fenomenal. Mampu menang telak dalam setiap kontestasi. Paling menonjol, di Pileg 2019 lalu adalah suara dari Andiara Aprilia Hikmat, puteri Atut Chosiyah, yang mendulang 1,1 juta suara (untuk DPD RI). Perolehan Andiara cermin dari efektifitas jaringan keluarga ini. Sementara itu, klan Atut, juga kokoh di kursi DPR RI, via Tubagus Haerul Zaman, yang memperoleh 76 ribuan suara (Partai Golkar, di Dapil Banten II). Serta suara yang digali Ade Rosi Khoirunisa, sebanyak 72 ribuan suara (Partai Golkar di Dapil Banten I).
Blok politik yang juga menonjol di Banten terisi oleh klan berikut: Keluarga Jayabaya di Lebak, Keluarga Ismet Iskandar di Kab. Tangerang, Keluarga Dimyati dan Irna Narulita di Pandeglang, serta keluarga Wahidin Halim di Kota Tangerang.
Meski tak sekokoh Dinasti Atut, namun beberapa kekuatan politik ini punya karakter dan ciri khas tersendiri. Mereka cukup kokoh di basis masing-masing. Memiliki mesin pendulang suara yang kuat. Serta terbukti mampu memenangkan pertarungan di beberapa momen.
Mari bedah satu per satu. Keluarga Mulyadi Jayabaya misalnya. Kini sang puteri, bernama Iti Octavia Jayabaya, menjabat Bupati Lebak. Dalam Pilkada 2018 lalu, beliau tak ada lawan, alias versus kotak kosong. Perolah suara dukungan pun terbilang telak, mencapai angka di atas 78% suara. Posisi Iti, yang kerap kontroversial dan viral itu, juga kokoh. Memegang pucuk pimpinan DPD Partai Demokrat Provinsi Banten.
Menyusul kemudian keluarga Dimyati Natakusuma. Boleh dibilang, keluarga ini memiliki kecanggihan yang tak main-main. Mereka mencengangkan. Kala Pileg 2019, keluarga ini bertarung di dua partai berbeda: PKS dan Nasdem. Melalui sosok Bapak dan Anak, yakni: Dimyati Natakusuma (67.150 suara) dan Rizki Natakusuma (56.123 suara). Mereka menyapu dua kursi DPR RI di Dapil Banten 1 (dari 6 kursi tersedia).
Kekuatan berikut, dating dari Kabupaten Tangerang. Mereka berasal dari keluarga Ismet Iskandar, mantan Bupati Tangerang dua periode. Postur kekuasaan klan Ismet tak terlampau rumit. Mereka bertengger di kursi eksekutif. Namun begitu kokoh dan tak bisa dilawan. Kabupaten Tangerang adalah wilayah yang memiliki suara paling banyak di Banten, sekitar 2,8 jutaan pemilih. Kekayaan daerah ini juga paling atas, tinimbang kabupaten atau kota lain di Banten.
Terakhir, tentu adalah penguasa Banten yang menjadi Gubernur, dan baru lepas jabatan di pertengahan Mei lalu, yaitu Wahidin Halim. Blok politik keluarga WH juga tak bisa dipandang remeh. Mereka memiliki beberapa tokoh yang potensial mencuat, untuk meraih kursi DPR RI, atau bahkan bertempur di Pilkada.
Catatan pamungkas: kontestasi Politik Banten tak akan lepas dari anasir dinasti politik yang telah kokoh. Kontestasi Pemilu 2024 pasti tersaput dominasi mereka. Pihak lain, meski punya kemampuan mumpuni, hanya memiliki peluang di beberapa lokasi saja. Semisal di porsi DPR RI, DPD, atau Dewan Provinsi dan Kabupaten. Karena untuk bertarung di Pilkada, mau tak mau harus bermitra dengan salah satu kekuatan di atas. Wallahu’alam.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda