Siapa Lie Eng Hok, Pahlawan Nasional Asal Balaraja

Siapa Lie Eng Hok, Pahlawan Nasional Asal Balaraja

Saling serang berbau SARA, kampanye kebencian, dan olok-olok antar etnik, kerap terjadi di Medsos. Gejala ini berbahaya. Sejatinya, sesama anak bangsa, bersikap tepa selira.

Di awal jelang revolusi kemerdekaan, lahir manusia-manusia pejuang pembela bangsa. Mereka datang dari berbagai daerah, dengan pelbagai latar belakang, serta perbedaan genetik. Salah satu yang patut diingat, keterlibatan saudara-saudara kita, dari etnik Tionghoa, yang berpihak pada republik.

Satu nama yang patut disebut: Lie Eng Hok. Putera Balaraja kelahiran 17 Februari 1893 ini, tergolong gerilyawan militan. Terdidik dengan baik, mampu sekolah, dan memiliki pengetahuan intelektual mumpuni, ia berkiprah memperjuangkan kebebasan sesame anak bangsa.

Lie Eng Hok merupakan seorang wartawan yang pernah mempelopori gerakan pemberontakan Banten terhadap pemerintah Hindia Belanda. Semasa hidupnya, Lie Eng Hok aktif sebagai wartawan Sin Po dan berkawan dengan para pejuang kemerdekaan, seperti WR Supratman, rekannya di surat kabar dan pencipta lagu Indonesia Raya.

Lie Eng Hok pernah menjadi penghubung untuk teman-temannya sesama kaum pergerakan kemerdekaan Indonesia agar pergerakan tidak diketahui oleh Belanda. Namun ia tertangkap basah sewaktu hendak menyampaikan surat titipan yang ia selipkan dalam buku tuanya. Pada saat itu, siapa pun yang melawan Kolonial Belanda akan dituduh sebagai komunis dan Lie Eng Hok salah satu yang mendapat tuduhan tersebut.

Akibatnya telak. Ia bersama ratusan kaum republiken, dibuang ke Digoel. Sebuah lokasi paling terpencil, jauh di pedalaman hutan Papua, terkenal sangat mengerikan. Tak sedikit para pejuang yang syahid di tanah Digoel.

Fakta unik, Lie Eng Hok sejajar dengan para pejuang intelektual lain di tanah air. Rata-rata, para pahlawan nasional berbasis akademik kuat, menjadi penulis, pendidik, dan jurnalis. Mereka bukan hanya angkat senjata, tapi juga angkat pena. (erb)