Pemuda Muhammadiyah Kab. Tangerang Kecam Aksi Pembakaran Alquran di Swedia

Pemuda Muhammadiyah Kab. Tangerang Kecam Aksi Pembakaran Alquran di Swedia

TangerangNetwork.com—TANGERANG: Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabuapaten Tangerang mengecam pembakaran Alquran di Swedia beberapa hari lalu.

Ketua PDPM Kabupaten Tangerang, Amalul Arifin Slamet menilai aksi pembakaran Alquran merupakan perbuatan tercela yang menggambarkan sikap dan pandangan picik, serta kebencian kepada Islam secara berlebihan. Perbuatan semacam itu seharusnya tidak perlu dilakukan jika menjunjung tinggi nilai-nilai pluralisme dan multikulturalisme.

Amalul mengungkapkan, wajar jika umat Islam marah atas kejadian tersebut. Namun, Ia berpesan jika kemarahan umat Islam perlu dilakukan dengan cara-cara yang menggambarkan keluhuran akhlak dalam Islam.

“Sangat wajar apabila umat Islam marah. Akan tetapi, kemarahan itu harus dilakukan dengan cara-cara yang menggambarkan keluhuran akhlak Islam. Ekspresi kemarahan dan perlawanan yang berlebihan tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan bisa menimbulkan masalah baru,” ungkap Amalul, yang juga Akademisi Dosen Universitas Pamulang, PSDKU Serang. 

Sementara itu, Sekretaris PDPM Kabupaten Tangerang, Fajar Iqbal Mirza, menuturkan, pembakaran Alquran tepat pada pelaksanaan salat Iduladha 1444 H di Swedia, merusak keharmonisan umat beragama. 

Kata Jarbal, sapaan Fajar Iqbal Mirza, meski di Swedia menganut nilai-nilai kebebasan, namun keharmonisan dalam umat beragama semestinya diutamakan. Pembakaran Alquran menjadi tindakan provokasi yang dapat memunculkan konflik baru di Eropa.

Terlebih geopolitik Eropa yang saat ini sedang tidak stabil dengan adanya Perang Rusia dan Ukraina, semestinya jangan ditambah dengan potensi konflik lainnya.

"Pandangan saya bahwa kejadian yang kembali terulang di Swedia ini adalah tindakan provokatif dan mengganggu keharmonisan antar umat beragama. Keharmonisan umat beragama harus dirajut dalam dunia internasional," kata Jarbal, Pengajar di Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin (Unimar).

Menurutnya, ini bentuk sikap Islamofobia yang sangat buruk apalagi dilakukan saat umat Islam merayakan Iduladha.

Semestinya, kata dia, pada era modern seperti ini saling menghormati, menghargai, dan tidak saling menghina atas adanya perbedaan antar agama, ras, dan suku bangsa dari golongan mana pun.

"Saya harap, walaupun kejadian ini sangat menyinggung dan mencederai perasaan umat Islam dan tentunya tidak bisa dibenarkan, namun semoga tidak menciptakan konflik lebih besar ke depan" ungkapnya. (Yadi)