MEMORI HOROR COVID SETAHUN LAMPAU

MEMORI HOROR COVID SETAHUN LAMPAU

Raungan sirine ambulan saban waktu. Pengumuman dari pengeras suara Mushola di pagi, siang, dan malam. Deretan mobil jenazah di pemakaman. Pasien di rumah sakit yang meluber sampai parkiran. Antrian konsumen yang mengular di depan gerai Gas Oksigen. Hingga pelbagai kisah ngeri akibat Covid Delta, masih lekat diingatan. Persis puncak wabah itu terjadi setahun lewat.

Kita termasuk beruntung bisa lolos. Jika melihat ratusan tenaga medis, baik dokter, perawat, atau pekerja di RS, yang berguguran, maka serangan wabah itu bukan sepele. Ribuan manusia perlaya. Terjadi begitu beruntun. Terkadang susul menyusul dalam satu keluarga.

Saat ini penyebaran menurun. Kurva pasien suspek (terkena) wabah jauh di bawah garis darurat. Meski begitu, kewaspadaan tetap perlu. Terlebih, hari-hari terakhir, informasi tentang terjadinya serangan virus berbahaya ini masih kerap terjadi. Di sisi lain, gaya hidup yang kembali “longgar”, abai terhadap protokol kesehatan, seperti lupa pada resiko penularan.