10 SMP Kabupaten Tangerang Akan Terapkan Metode Sekolah Hybrid Learning

10 SMP Kabupaten Tangerang Akan Terapkan Metode Sekolah Hybrid Learning

TangerangNetwork.com -TANGERANG: Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang akan menerapkan sistem pembelajaran hybrid learning pada tahun ajaran 2023/2024.

Pembelajaran hybrid learning adalah sistem pembelajaran yang menggabungkan atau mengkombinasikan, antara pembelajaran daring (online) dengan pembelajaran tatap muka (PTM).

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Dadan Gandana, menuturkan; Penerapan hybrid learning pada tahun ajaran 2023 akan dimulai di tingkat SMP kelas 7 pada semester kedua.

“Pada semester pertama, sistem pembelajaran masih seperti biasa,” terangnya, kemarin.

Lanjut Dadan, sekolah dengan sistem hybrid learning akan dimulai dari kelas tujuh. Yang mana, mekanismenya pada semester pertama para siswa masih masuk belajar seperti biasa di sekolah. "Ketika kelas delapan mereka baru full hybrid," imbuhnya.

Kemudian pada kelas sembilan nanti hybrid learning hanya diterapkan di semester satu saja. Sebab, pada semester dua akan dipertajam untuk pelaksanaan UAS.

Dadan juga menyebut Dindik Kabupaten Tangerang akan melakukan uji coba sistem hybrid learning pada 10 SMPN di Kabupaten Tangerang.

“Uji coba tersebut akan dilakukan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kabupaten Tangerang Tahun Pelajaran 2023/2024,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, akan memprioritaskan sistem pembelajaran hybrid learning ini kepada sekolah yang saat ini sedang dalam proses belajar mengajarnya pagi dan sore. Sebab katanya, sistem hybrid learning tersebut sangat membantu sekolah yang saat ini tengah melakukan pembelajarannya double shift.

“Nah, sistem hybrid learning ini bisa memangkas jam belajar, jadi sangat efisien jika diterapkan pada sekolah yang jam belajarnya pagi dan sore,” ujar Bupati.

Namun demikian, Bupati juga mengatakan pasti ada kendala dalam menggunakan sistem hybrid learning ini. Di mana kendalanya itu pasti ada di gadget.

“Namun tak perlu khawatir, Kami pemerintah daerah akan meminjamkan gadget jika siswa tidak memilikinya” terangnya.

Zaki menyatakan, sistem belajar secara hybrid learning ini tidak sepenuhnya siswa belajar di rumah secara penuh. Namun sistem pembelajarannya adalah tiga hari belajar di rumah, dan tiga hari belajar di sekolah. (Permas)